Harga Masker Scuba Turun Rp.10 Ribu di Saumlaki
pada tanggal
Thursday, December 17, 2020
Edit
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM – Salah satu Penjual Masker di Pasar Omele Sifnana, Kecamatan Tanimbar Selatan (Tansel), Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, Dadang mengakui harga masker scuba yang dijualnya kini turun seharga Rp.10 ribu.
“Waktu bulan Maret awal pandemi, masker jenis scuba saya jual Rp25 ribu, tetapi saat ini sudah turun hanya Rp.10 ribu,” ujar dia kepada Lelemuku.com pada Kamis, 17 Desember 2020.
Dadang mengakui alasan dirinya menurunkan harga masker karena saat ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melarang masyarakat untuk mengunakan masker kain yang tipis, seperti scuba dan buff.
“Saya jual saja karena saya takut rugi juga kan. Ini saya beli dari Surabaya,” akunya.
Selain itu, penjual masker di depan pertokoan Pasar Olilit, Desi mengungkapkan niatnya menjual masker adalah untuk membantu masyarakat dengan bersama-sama mencegah penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Ia menuturkan usahanya mendapatkan masker yang dibeli dari Jakarta itu sangat sulit saat awal pandemi dengan adanya pembatasan akses transportasi serta barang dagangannya pun harus dikarantina dan sortir di Ambon terlebih dahulu.
“Sejak susah-susahnya masker, kan kami yang kasih masuk. Awal sosialisasi harus pakai masker, masyarakat kan bingung mau cari dimana, jadi kami berusaha lewat pesawat,” tutur Desi.
Ia mengatakan awalnya memang harga masker scuba mahal karena kesulitan mendatangkan barang disertai tingginya ongkos pengiriman. Namun saat ini dirinya menjual masker itu hanya untuk menghabiskan stok barang.
“Masker scuba harganya Rp.10 ribu, kalau scuba yang sablon Rp.15ribu dan masker medis saya jual enceran Rp.5 ribu dan pelindung wajah Rp.35 ribu,” kata Desi.
Ia menambahkan jika dirinya pun mengetahui tentang larangan penggunaan masker scuba, sehingga ia sering menyampaikan kepada para pelanggannya untuk melapisinya terlebih dahulu dengan tisu atau kain.
“Masyarakat masih ada yang beli, mereka bilang kalau pakai masker medis rugi karena hanya sekali pakai, tetapi kalau masker scuba bisa dicuci ulang-ulang. Jadi biasa saya kasih ingat untuk lapis dengan tisu. Ya, Semoga wabah cepat selesai, biar saya bisa jual yang lain lagi,” harap Pria asal Buton itu.
Sebelumnya, Juru Bicara (Jubir) Satuan Tugas (Satgas) COVID-19, Wiku Adisassmito mengatakan masker scuba dan buff adalah masker kain yang terlalu tipis karena hanya satu lapis, sehingga dikhawatirkan tidak bisa menyaring droplet dengan efektivitasnya hanya berkisar 0-5 persen.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan standar masker kain yang efektif untuk mencegah corona adalah tiga lapis, dimana lapisan terdalamnya menggunakan bahan hidrofilik, seperti katut atau campuran katun.
Lapisan tengah terbuat dari bahan hidrofobik fari bahan tenun sintesis yang bertujuan untuk melakukan filtrasi dan menahan droplet serta lapisan terluar terbuat dari bahan hidrofobik, seperti pilipropilen, polyester atau campuran keduannya. (Laura Sobuber)
“Waktu bulan Maret awal pandemi, masker jenis scuba saya jual Rp25 ribu, tetapi saat ini sudah turun hanya Rp.10 ribu,” ujar dia kepada Lelemuku.com pada Kamis, 17 Desember 2020.
Dadang mengakui alasan dirinya menurunkan harga masker karena saat ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melarang masyarakat untuk mengunakan masker kain yang tipis, seperti scuba dan buff.
“Saya jual saja karena saya takut rugi juga kan. Ini saya beli dari Surabaya,” akunya.
Selain itu, penjual masker di depan pertokoan Pasar Olilit, Desi mengungkapkan niatnya menjual masker adalah untuk membantu masyarakat dengan bersama-sama mencegah penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Ia menuturkan usahanya mendapatkan masker yang dibeli dari Jakarta itu sangat sulit saat awal pandemi dengan adanya pembatasan akses transportasi serta barang dagangannya pun harus dikarantina dan sortir di Ambon terlebih dahulu.
“Sejak susah-susahnya masker, kan kami yang kasih masuk. Awal sosialisasi harus pakai masker, masyarakat kan bingung mau cari dimana, jadi kami berusaha lewat pesawat,” tutur Desi.
Ia mengatakan awalnya memang harga masker scuba mahal karena kesulitan mendatangkan barang disertai tingginya ongkos pengiriman. Namun saat ini dirinya menjual masker itu hanya untuk menghabiskan stok barang.
“Masker scuba harganya Rp.10 ribu, kalau scuba yang sablon Rp.15ribu dan masker medis saya jual enceran Rp.5 ribu dan pelindung wajah Rp.35 ribu,” kata Desi.
Ia menambahkan jika dirinya pun mengetahui tentang larangan penggunaan masker scuba, sehingga ia sering menyampaikan kepada para pelanggannya untuk melapisinya terlebih dahulu dengan tisu atau kain.
“Masyarakat masih ada yang beli, mereka bilang kalau pakai masker medis rugi karena hanya sekali pakai, tetapi kalau masker scuba bisa dicuci ulang-ulang. Jadi biasa saya kasih ingat untuk lapis dengan tisu. Ya, Semoga wabah cepat selesai, biar saya bisa jual yang lain lagi,” harap Pria asal Buton itu.
Sebelumnya, Juru Bicara (Jubir) Satuan Tugas (Satgas) COVID-19, Wiku Adisassmito mengatakan masker scuba dan buff adalah masker kain yang terlalu tipis karena hanya satu lapis, sehingga dikhawatirkan tidak bisa menyaring droplet dengan efektivitasnya hanya berkisar 0-5 persen.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan standar masker kain yang efektif untuk mencegah corona adalah tiga lapis, dimana lapisan terdalamnya menggunakan bahan hidrofilik, seperti katut atau campuran katun.
Lapisan tengah terbuat dari bahan hidrofobik fari bahan tenun sintesis yang bertujuan untuk melakukan filtrasi dan menahan droplet serta lapisan terluar terbuat dari bahan hidrofobik, seperti pilipropilen, polyester atau campuran keduannya. (Laura Sobuber)