Penembakan Sekolah di Sao Paula, Brazil, Sedikitnya 8 Tewas
pada tanggal
Friday, March 15, 2019
Edit
BRASILIA, LELEMUKU.COM - Dua mantan siswa yang mengenakan topeng dan membawa beragam senjata mematikan menyerbu sebuah sekolah di luar kota Sao Paula, Brazil, hari Rabu (13/3); menimbulkan pertumpahan darah sebelum akhirnya bunuh diri.
Sedikitnya delapan siswa dan petugas di sekolah Prof. Raul Brasil itu tewas, sementara 17 lainnya luka-luka. Kedua pelaku juga membunuh pemilik toko mobil bekas dan mencuri sebuah mobil sebelum menyerang sekolah itu. Satu laporan mengatakan pemilik toko itu adalah paman salah seorang penembak.
Polisi mengatakan kedua pelaku datang dengan senjata api, pisau, golok dan panah.
“Selama menjadi polisi 34 tahun ini, baru pertama kali saya melihat seseorang menggunakan panah seperti itu,” ujar Marcelo Salles, salah seorang pejabat polisi. “Ini mengerikan, kejahatan brutal yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.”
Kedua pelaku yang berusia 17 dan 25 tahun adalah mantan siswa sekolah itu.
Polisi mengatakan kedua pelaku menembaki para siswa di gymnasium dan sejumlah siswa lain yang sedang istirahat siang.
Video yang diambil seseorang di lingkungan sekolah menunjukkan para siswa lari lintang pukang dan berteriak-teriak. Sebagian terdengar memohon agar tidak ditembak, sementara suara tembakan terdengar membahana.
Warga di sekitar sekolah yang mendengar keributan di sekolah itu melihat bagaimana para siswa yang ketakutan berlari melompati pagar yang mengelilingi gedung sekolah dan berlari ke jalan-jalan.
Polisi mengatakan dua penyerang mencoba masuk ke sebuah ruangan dimana para siswa bersembunyi, dan bunuh diri dengan cara menembak dirinya sendiri ketika petugas datang.
Tim penyelidik masih berupaya mengetahui motif serangan itu, tetapi ibu penembak yang berusia 17 tahun mengatakan putranya diganggu di sekolah itu. Seorang guru mengatakan hal yang sama kepada polisi, dan aparat yakin kedua pelaku mungkin telah merencanakan serangan itu selama sekitar satu tahun.
“Ini adalah hal yang paling menyedihkan yang saya ingat seumur hidup,” ujar Gubernur Sao Paula Joao Doria. “Saya sangat sedih dengan peristiwa semacam ini, yang terjadi di negara kita, dan disini di Sao Paulo.”
Presiden Brazil Jair Bolsonaro mencuit simpatinya bagi para korban dan keluarga mereka.
Tahun lalu dalam kampanyenya ia berjanji akan menegakkan ketertiban hukum sambil melonggarkan kontrol terhadap penggunaan senjata api.
Brazil memiliki salah satu tingkat pembunuhan tertinggi di dunia, tetapi penembakan di sekolah jarang terjadi.
Insiden besar terakhir adalah pada tahun 2011 ketika 12 siswa tewas dalam insiden penembakan di sekolah di kota Rio de Janeiro. (VOA) berita terbaru dari Lelemuku.com
Sedikitnya delapan siswa dan petugas di sekolah Prof. Raul Brasil itu tewas, sementara 17 lainnya luka-luka. Kedua pelaku juga membunuh pemilik toko mobil bekas dan mencuri sebuah mobil sebelum menyerang sekolah itu. Satu laporan mengatakan pemilik toko itu adalah paman salah seorang penembak.
Polisi mengatakan kedua pelaku datang dengan senjata api, pisau, golok dan panah.
“Selama menjadi polisi 34 tahun ini, baru pertama kali saya melihat seseorang menggunakan panah seperti itu,” ujar Marcelo Salles, salah seorang pejabat polisi. “Ini mengerikan, kejahatan brutal yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.”
Kedua pelaku yang berusia 17 dan 25 tahun adalah mantan siswa sekolah itu.
Polisi mengatakan kedua pelaku menembaki para siswa di gymnasium dan sejumlah siswa lain yang sedang istirahat siang.
Video yang diambil seseorang di lingkungan sekolah menunjukkan para siswa lari lintang pukang dan berteriak-teriak. Sebagian terdengar memohon agar tidak ditembak, sementara suara tembakan terdengar membahana.
Warga di sekitar sekolah yang mendengar keributan di sekolah itu melihat bagaimana para siswa yang ketakutan berlari melompati pagar yang mengelilingi gedung sekolah dan berlari ke jalan-jalan.
Polisi mengatakan dua penyerang mencoba masuk ke sebuah ruangan dimana para siswa bersembunyi, dan bunuh diri dengan cara menembak dirinya sendiri ketika petugas datang.
Tim penyelidik masih berupaya mengetahui motif serangan itu, tetapi ibu penembak yang berusia 17 tahun mengatakan putranya diganggu di sekolah itu. Seorang guru mengatakan hal yang sama kepada polisi, dan aparat yakin kedua pelaku mungkin telah merencanakan serangan itu selama sekitar satu tahun.
“Ini adalah hal yang paling menyedihkan yang saya ingat seumur hidup,” ujar Gubernur Sao Paula Joao Doria. “Saya sangat sedih dengan peristiwa semacam ini, yang terjadi di negara kita, dan disini di Sao Paulo.”
Presiden Brazil Jair Bolsonaro mencuit simpatinya bagi para korban dan keluarga mereka.
Tahun lalu dalam kampanyenya ia berjanji akan menegakkan ketertiban hukum sambil melonggarkan kontrol terhadap penggunaan senjata api.
Brazil memiliki salah satu tingkat pembunuhan tertinggi di dunia, tetapi penembakan di sekolah jarang terjadi.
Insiden besar terakhir adalah pada tahun 2011 ketika 12 siswa tewas dalam insiden penembakan di sekolah di kota Rio de Janeiro. (VOA) berita terbaru dari Lelemuku.com