-->

100 Wisatawan Kapal Pesiar MV. Coral Adventurer Kunjungi Perahu Batu Sangliat Dol

100 Wisatawan Kapal Pesiar MV. Coral Adventurer Kunjungi Perahu Batu Sangliat DolSANGLIAT DOL, LELEMUKU.COM - 100 wisatawan dari berbagai negara untuk keenam kalinya di tahun 2019 ini mengunjungi Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku dengan menggunakan Kapal Pesiar bernama MV. Coral Adventurer yang berbendera Australia pada Selasa (21/05/2019).

Para wisatawan bersama 36 awak kapal telah menambah jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) di daerah yang dijuluki Bumi Duan Lolat menjadi 1,239 orang di tahun 2019. Sebelumnya kapal yang berpesiar dari Agats, Kabupaten Asmat, Provinsi Papua itu dijadwalkan berlabuh di perairan Desa Sangliat Dol, Kecamatan Wertamrian pada pukul 11.00 WIT namun batal karena cuaca yang tidak mendukung dan akhirnya diputuskan untuk berlabuh di Perairan Pelabuhan Saumlaki pada pukul 13.00 WIT.

Setelah tiba di Pelabuhan Saumlaki, Tim Custom, Immigratition, Quarantine dan Port (CIQP) atau Tim yang terdiri dari Karantina, Bea dan Cukai, Imigrasi serta Syahbandar bersama PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) melakuan clearings di atas kapal dengan nakoda Kapten Wilson Gary tersebut.

Setelah itu pada pukul 13.30 WIT para turis langsung diarahkan oleh pemandu wisata Dinas Pariwisata Tanimbar untuk memenuhi lima bus yang telah disiapkan dan segera menuju desa tujuan destinasi wisata budaya ‘Perahu Batu Fampompar’.

Terlihat para turis menikmati perjalanannya dengan rute Pasar Olilit, sepanjang Jalan Mathilda Batlayeri menuju Desa Sifnana, melewati Pasar Omele dan memasuki beberapa Desa, diantaranya Lauran, Kabiarat, Tumbur, Lorulun, Atubul, Amdasa hingga Sangliat Dol.

Selama perjalanan dengan antusias para turis mendengarkan penjelasan pemandu wisata tentang segala hal di daerah it.  Para turis pun bertanya tentang budaya dan tradisi, cara hidup masyarakat Tanimbar hingga pusat pemerintahan di kabupaten itu.

100 Wisatawan Kapal Pesiar MV. Coral Adventurer Kunjungi Perahu Batu Sangliat DolSetibanya di Desa Sangliat Dol pada pukul 14.00 WIT, para turis disambut oleh seluruh masyarakat dengan tarian yang dibawakan oleh para wanita dan melakukan prosesi adat oleh tua –tua adat sebagai bentuk penerimaan dari masyarakat setempat yang ditandai dengan pemberian minuman tradisional, sopi dan pengalungan syal Tenun Ikat Tanimbar kepada dua orang perwakilan wisatawan.

Kemudian setelah penyambutan, para turis pun diarak masyarakat desa menuju lokasi Perahu Batu. Setelah tiba disana, para turis yang diwaliki tiga orang kembali melakukan prosesi adat minum sopi oleh tuan tanah pemilik perahu batu sebagai simbol penerimaan para leluhur di area yang dianggap sakral tersebut.

Para wisatawan pun berkesempatan berkeliling area perahu batu dan desa untuk menyaksikan gaya hidup dari masyarakat serta mengunjungi beberapa stand milik beberapa Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang menawarkan makanan tradisional seperti Lele yaitu singkong yang diparut dan dibakar di dalam tanah yang disebut dengan bakar batu, patung ukiran khas Tanimbar, Kain Tenun Tanimbar hingga tas modifikasi dari kain tenun dan pernak-pernik sebagai cinderamata.

Salah satu wisatawan asal Australia, Joan bersama suami, Ted mengatakan jika mereka sangat menikmati perjalanannya kali itu, dengan berkesempatan melihat dan berada bersama di tengah-tengah masyarakat membuat mereka merasa bersyukur. Selain itu Joan pun kagum dengan wisata budaya perahu batu yang berusia ratusan tahun itu.

“Luar biasa sekali, kami merasa bersyukur bisa menyaksikan kehidupan yang alami dan begitu kaya dengan ritual adat yang masih sangat terjaga hingga kini. Tradisi itu tidak boleh hilang dan harus dilestarikan, itu daya tariknya,” kata dia kepada Lelemuku.com sambil menunjukkan Belusu, yaitu gelang lengan yang terbuat dari bia lola yang dibelinya dari masyarakat.

100 Wisatawan Kapal Pesiar MV. Coral Adventurer Kunjungi Perahu Batu Sangliat DolKemudian Presiden Komisaris Agen Perjalanan Wisata Signature Papua yang merupakan mitra biro perjalanan dari Dinas Pariwisata Tanimbar, Oswald Huma sangat mengapresiasi Tim Pemandu wisata yang sudah menyiapkan segala hal untuk mengantisipasi perubahan jadwal karena cuaca yang tidak mendukung.

“Kami dapat cuaca bagus kecuali tadi malam setelah lepas dari Teluk Sebakor, Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat kesini mulai dari malam diajar ombak. Maka itu saya sangat apresiasi tim pariwisata yang sudah menyiapkan segala hal dalam tiga jam untuk mengantisipasi hal tersebut, mengatur dan menyiapkan bus. Itu adalah sesuatu yang sangat berat, luar biasa dan sangat positif,” puji dia.

Selain itu, Huma menilai walau terjadi sedikit salah paham di antara masyarakat desa terkait siapa yang berhak untuk duduk di atas perahu batu itu. Akan tetapi hal itu disambut positif oleh seluruh turis sebagai bukti dari keaslian kehidupan masyarakat Tanimbar dalam menyelesaikan masalah dengan menjunjung tinggi nilai adat.

“Apa yang terjadi di Sangliat Dol itu sangat positif jadi jangan dilihat itu negatif, karena para turis melihat otentiknya, keasliannya bukan sesuatu yang direkayasa. Jadi kita mendapatkan nilai plus dengan keributan, dimana masyarakat mampu untuk menyelesaikan permasalahan itu,” nilainya.

Kemudian pada pukul 17.00 WIT para wisatawan pun kembali ke lokasi kapal pesiar di Perairan Pelabuhan Saumlaki dan tepat pukul 22.00 WIT mereka melanjutkan perjalanan pesiar ke Kota Darwin, Australia Bagian Utara.

Kepulauan Tanimbar masih akan dikunjungi oleh kapal pesiar lagi pada Minggu (02/06/2019), Kamis (06/06/2019), Sabtu (22/06/2019) dan Jumat (24/06/2019) di Desa Matakus, Kecamatan Tanimbar Selatan (Tansel) dan Sangliat Dol. (Laura Sobuber)

Recent Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel