-->

Donald Trump Abaikan Peringatan Ekonom Soal Bayang Resesi

Donald Trump Abaikan Peringatan Ekonom Soal Bayang ResesiWASHINGTON, LELEMUKU.COM - Hampir satu setengah tahun silam, tepatnya pada 2 Maret 2018, Presiden Amerika Donald Trump menulis cuitannya yang terkenal, yaitu “perang dagang baik dan mudah dimenangkan.” Tetapi tidak lama setelah ia mengumumkan kenaikan 10 persen lagi tarif terhadap produk-produk China bernilai 300 miliar dolar AS, bursa saham global anjlok dan para ekonom memperingatkan mengenai resesi yang membayang.

Penasihat perdagangan utama Trump dan seorang kandidat calon presiden dari partai Demokrat mengemukakan pandangan mereka dalam acara televisiABC “This Week”yang ditayangkan hari Minggu.

Para ekonom memperingatkan bahwa resesi mungkin akan terjadi. Pada bulan Agustus ini, bursa saham di Amerika Serikat mengalami penurunan paling buruk sepanjang tahun ini sebelum naik kembali sedikit pekan lalu.Di tengah semua itu adalah perang dagang Presiden Donald Trump dengan China.

Hari Minggu, dalam acara televisiABC “This Week”,pejabat perdagangan senior Trump, Peter Navarro, mengatakan, ekonomi akan baik-baik saja. Direktur Kebijakan Perdagangan dan Manufaktur Gedung Putih itu mengemukakan,

“Kita akan memiliki ekonomi yang kuat hingga 2020 dan selanjutnya dengan pasar yang kuat dan inilah sebabnya. Apabila Kongres mengatasi politik partisan, kita seharusnya meloloskan perjanjian perdagangan Amerika Serikat-Meksiko-Kanada. Ini, tanpa melebih-lebihkan, adalah perjanjian perdagangan terbesar dalam sejarah. Ini juga akan memberi kita ratusan ribu lapangan pekerjaan lagi.”

Senator dan kandidat calon presiden dari Partai Deokrat, Kirsten Gillibrand, mengatakan, perjanjian perdagangan Amerika Serikat-Meksiko-Canada adalah kesepakatan yang buruk.

Gillibrand dalam acara televisi yang sama mengemukakan,“Menurut saya NAFTA 2.0 adalah malapetaka. Saya pikir inimenguntungkanperusahaan-perusahaanfarmasidi Meksiko. Ini akan merugikan lapangan kerja kita. Presiden Trump mengatakan jangan ada perjanjian perdagangan yang buruk. Ia bukan hanya memasuki perjanjian yang buruk, ia juga memulai perang dagang dengan China dan ini benar-benar merugikan para produsen.”

Kementerian Perdagangan China menyatakan perusahaan-perusahaan di negara itu akan berhenti membeli produk-produk pertanian Amerika, setelah presiden Trump mengancam akan memberlakukan 10 persen tarif terhadap produk-produk China yang bernilai 300 miliar dolar.

Peter Navarro, Direktur Kebijakan Perdagangan dan Manufaktur Gedung Putih menjelaskan sebagai berikut dalam acara televisiABC “This Week”.

“Apa yang dilakukan presiden adalah meninjau barang-barang yang akan dikenai tarif, per 1 September, separuh dari barang-barang itu akan dikenai tarif sepuluh persen. Salah satu yang dilakukan presiden dengan sangat baik adalah dialog dengan kalangan bisnis, pimpinan buruh dan semua orang di antara kedua pihak tersebut.”

Sementara itu Kirsten Gillibrand menjelaskan, “Saya pikir pandangan globalnya tidak tercermin dalam kehidupan sehari-hari yang dihadapi keluarga-keluarga. Mereka khawatir mengenai pekerjaan mereka. Mereka khawatir mengenai akes ke layanan kesehatan. Mereka khawatir mengenai pemenuhan kebutuhan anak-anak mereka.”

Presiden Donald Trump sendiri menegaskan, “Amerika Serikat, sekarang ini, memiliki ekonomi terbaik di dunia.”

Meskipun terus menerus mengklaim bahwa Beijinglah yang akan memikul dampak finansial, Presiden Trump baru-baru ini menangguhkan pemberlakuan sebagian pungutan tarif terbaru terhadap barang-barang China hingga selesainya musim belanja akhir tahun pada bulan Desember,
Perang dagang Amerika-China tampaknya bahkan telah membuat Amerika Serikat gagal menyampaikan dukungan yang biasanya diberikan dalam protes-protes prodemokrasi, seperti yang sekarang berlangsung di Hong Kong. Amerika Serikat bersikap membungkam hampir sepanjang protes di Hong Kong itu. (VOA)

Recent Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel