-->

Nikson Lambiombir Ungkap Curahan Hati Anak Tanimbar yang Haus Bahasa Inggris

Nikson Lambiombir Ungkap Curahan Hati Anak Tanimbar yang Haus Bahasa InggrisSAUMLAKI, LELEMUKU.COM – Berbekal kecintaan yang mendalam akan Bahasa Inggris dan hanya bermodal dua tahun mengambil kursus singkat bersama guru kelasnya saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), Nikson Abraham Lambiombir berani untuk membangun Kelompok Bimbingan Belajar (Bimbel) Katong Tanimbar English Club.

“Saya mengakui bahwa saya ini belajar Bahasa Inggris cuma kursus dua bulan dari guru saya, Pak Anton tetapi mandek dan untuk praktek Bahasa Inggrisnya juga sangat kurang. Setelah tamat SMA, saya pikir bahwa talenta ini harus diasah, makanya saya belajar bahasa inggris dengan buat kelompok-kelompok belajar,” ungkap dia kepada Lelemuku.com pada Jumat (26/10/2019).

Suami dari Ina Lambiombir ini berkisah tentang jatuh bangunnya dalam memperkaya diri, membangun kemampuannya dalam menguasai bahasa internasional tersebut dan sadar bahwa standar pendidikan Bahasa Inggris di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku yang berbatasan langsung dengan Negara Australia itu masih sangat jauh dari sempurna.

Hal inilah yang membuat pria berusia 38 tahun itu pun mulai membuat kelompok-kelompok belajar dengan tujuan untuk mempertajam dirinya dalam berbahasa inggris pada tahun 2005 lalu.

Dengan tatapan penuh antusias, ayah satu putri ini mengatakan bahwa pencariannya pun menjadi lengkap sejak dirinya terlibat sebagai salah satu peserta program pelatihan bahasa inggris dengan metode menarik dan menyenangkan atau English is fun yang difasilitasi oleh Perusahaan Minyak dan Gas Bumi (Migas) asal Jepang, Inpex Masela Ltd pada tahun 2013 lalu.

"Saat itu Inpex Masela menggandeng Donni Indra dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI) yang berhasil membuat saya mampu menyajikan pengajaran bahasa inggris menjadi beragam dan menyenangkan, seperti mendengarkan lagu, menonton film, membaca novel, bermain peran, bercerita dan presentasi," kisah dia.

Menurutnya saat itu Inpex Masela berniat membantu Pemerintah Daerah (Pemda) dalam rangka meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dan berhasil mendirikan kelompok Saumlaki English Club (SEC) yang terdiri dari sejumlah kalangan, diantaranya 72 orang siswa Sekolah Dasar (SD), 40 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), 75 siswa SMA, 50 mahasiswa dan Aparatur Sipil Negara (ASN) juga umum sebanyak 20 orang serta Tanimbar English Competency (TECC) yang terdiri dari 16 guru bahasa inggris, 10 mahasiswa dari perguruan tinggi dan 16 pelajar SMA kelas XII.

Pria asal Desa Kilmasa, Kecamatan Kormomolin ini pun semakin percaya diri untuk menjalankan bimbelnya dengan secara resmi mengurus legalitas tersebut sebagai Lembaga Pendidikan Ketrampilan (LPK) Pemuda Pelataran pada 16 Agustus 2017 dengan moto ‘Semakin Banyak Belajar, Semakin Banyak Tahu. Merendahkan Diri Masih Lebih Baik daripada Meninggikan Diri’ untuk memberdayakan para penerus bangsa di daerah dengan julukan Bumi Duan Lolat.

Bimbel miliknya yang beralamat di Jalan. Ir. Soekarno, Kecamatan Tanimbar Selatan (Tansel) ini mempunyai 32 siswa dengan usia yang beragam dan terbagi ke dalam empat kelas, diantaranya Kelas Molu Maru untuk anak usia 4 hingga 6 tahun, Kelas Larat untuk anak usia 6 hingga 8 tahun, Kelas Selaru untuk anak yang duduk di umur 9 hingga 12 tahun dan Kelas Yamdena untuk anak usia 12 tahun ke atas.

Nikson Lambiombir Ungkap Curahan Hati Anak Tanimbar yang Haus Bahasa InggrisBeberapa dari para siswanya pun memiliki prestasi yang membanggakan di sekolah. Salah satunya, Chelsie Rangkoratat yang duduk di kelas XII Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Tansel telah berhasil meraih juara pada lomba berpidato bahasa inggris dan mewakili Kepulauan Tanimbar untuk berlomba di tingkat provinsi. Chelsie juga menjadi tenaga pengajar lepas di kelompok bimbel tersebut.

“Sebelum saya ikut pelatihan dengan metode English is fun itu siswa saya sangat pasif, tegang karena takut salah menjawab. Tetapi setelah saya mempraktekan metode itu, saya sangat rasakan ada perubahan. Siswa saya terlihat menikmati dan berlomba-lomba untuk menjawab karena saya selalu hidupkan kelas dengan permainan dan kuis-kuis yang memancing mereka untuk menjawab,”  tambahnya.

Inpex Masela sendiri sudah menjalankan program pelatihan bahasa inggris di Tanimbar sejak tahun 2011 hingga tahun 2018. Di 2016 dan 2017, pelatihan itu melibatkan sekitar 150 peserta dari latar belakang yang beragam dan menghasilkan local champion diantaranya peserta yang berhasil mendapatkan beasiswa Community College Initives (CCI) Fullbright di Amerika Serikat dan diketahui bahwa minat belajar bahasa inggris siswa di Tanimbar semakin meningkat.

Kemudian, di tahun 2018 seperti tahun sebelumnya Inpex kembali menggandeng Lembaga Bahasa LIA Ngagel dari Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur dengan melakukan pelatihan yang sama bertemakan ‘English For Community Empowerment’ untuk menyasar peningkatan mutu guru yang mengajar muatan lokal bahasa inggris agar efektif dan menyenangkan di sekolah dan  calon guru bahasa inggris dari mahasiswa di Jurusan Bahasa Inggris Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP), Yayasan Pendidikan Tinggi Rumpun Lelemuku Saumlaki (YPT-RLS).

Melalui pelatihan-pelatihan itu, dalam jangka panjang Inpex berharapa generasi muda Tanimbar mampu memiliki kemampuan berkomunikasi dalam bahasa inggris dan berdaya saing yang tinggi  serta menjujung tinggi budaya dan bahasa lokal. (Laura Sobuber)

Recent Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel