-->

Yayasan Rumpun Lelemuku Dukung Petrus Fatlolon dan Pemkab Tanimbar

Yayasan Rumpun Lelemuku Dukung Petrus Fatlolon Dan Pemkab Tanimbar

SAUMLAKI, LELEMUKU.COM - Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi Rumpun Lelemuku Saumlaki (YPT-RLS) di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, Polycarpus Lalamafu, S.Sos., MM mengungkapkan bahwa pihaknya akan selalu mendukung Bupati Petrus Fatlolon, SH., MH dalam setiap aturan dan kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanimbar.

Dikatakan, selaku penyelenggara perguruan tinggi yang membawahi tiga sekolah tinggi di Tanimbar diantaranya Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Saumlaki (STIESA), Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIAS) dan Sekolah Tinggi  Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP), dukungan yang dilakukan pihaknya adalah selalu berjalan menurut aturan yang berlaku yang mendukung kepentingan masyarakat Tanimbar.

“Saya selalu mengimbau kepada teman-teman di tiga pengelola perguruan tinggi bahwa kita diatur oleh berbagai aturan, baik aturan yang dikeluarkan oleh pemeritah maupun LLDikti. Misalnya oleh kemendikbud atau aturan-aturan dari Negara ini sebagai elemen yang ada di dalam Negara,” ungkap dia kepada Lelemuku.com pada Sabtu (19/09/2020).  

Lalamafu mengatakan bahwa aksi seruan yang dilakukan para mahasiswa pada Jumat (11/09/2020) lalu merupakan kebebasan mimbar mahasiswa dimana para mahasiswa turun ke jalan guna mengajak masyarakat mematuhi protokol kesehatan demi bersama-sama mencegah penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang senada dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Penembangan serta Pengabdian Kepada Masyarakat. 

“Salah satu tanggungjawab karena itu adalah perintah dan ketentuan peratuan perundang-undangan bahwa civitas akademika atau dosen dan mahasiswa termasuk dalam tenaga kependidikan itu berkewajiban melaksanakan tri dharma perguruan tinggi dan itu include dalam setiap aktifitas proses akademikanya. Oleh Karena itu ketika perguruan tinggi harus turun ke jalan lalu menyampaikan soal imbauan atau seruan tentang pandemi COVID-19. Saya kira itu bagian dari dharma pengabdian. Kita menyerukan atau memberikan imbauan kepada masyarakat,” katanya. 

Lalamafu pun menjelaskan bahwa dirinya sebagai ketua YPT-RLS merupakan penyelenggara perguruan tinggi  yang bertanggungjawab untuk mengangkat pimpinan perguruan tinggi. Tetapi pegelola perguruan tinggi yang memiliki civitas akademika adalah pimpinan perguruan tinggi itu sendiri. 

Ia pun menyebutkan selalu mengimbau pihak pengelola perguruan tinggi untuk senantiasa memegang tinggi Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kemudian Lalamafu pun mengakui akan dengan tegas memecat oknum yang mencoba untuk mencederai eksistensi Kampus Lelemuku dan merusak kepercayaan masyarakat.

"Kampus ini bukan hanya punya STIESA, STIAS atau STKIP saja, tetapi ini punya yayasan dan yayasan tidak mau untuk kampus ini ditunggangi. Itu yang saya tidak suka, saya tidak mau sekali. Sekalipun kami tidak ada uang dan tidak punya kekayaan yang berlebihan, tetapi kami tidak akan mau bayar-bayar untuk melakukan aksi seperti itu," papar dia. 

Menurutnya yayasan sudah bersusah payah untuk membangun perguruan tinggi melalui kerjasama dengan berbagai pihak dan sudah berhasil menunjukkan bahwa kampus masih mampu melaksanakan semua aktifitas, mensarjanakan orang-orang yang sudah menduduki jabatan startegis pada wilayah birokrasi di Tanimbar maupun di luar daerah.  

“Keliru, kalau nama yayasan yang disebut-disebut. Intinya dari aspek yayasan, yayasan akan tetap meminta kepada tiap pimpinan perguruan tinggi untuk diperbolehkan melakukan tetapi tidak merugikan yayasan dan lembaganya saat ini. Saya dengan sangat tegas selalu katakan kepada siapapun dia yang mencoba untuk kasih rusak kampus ini, saya pecat dia. Kita memang terbatas dalam segala hal, tetapi jangan coba-coba buat segala sesuatu yang kemudian orang bilang bahwa kita ditunggangi,” tutup Lalamafu.

Yayasan Rumpun Lelemuku Dukung Petrus Fatlolon Dan Pemkab Tanimbar

Sebelumnya pasca aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para mahasiswa yang tergabung dalam simpul organisasi Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) cabang Kepulauan Tanimbar dan civisitas akademika Yayasan Perguruan Tinggi Rumpun Lelemuku Saumlaki (YPT-RLS), beredar opini yang menuding bahwa aksi-aksi tersebut sarat dengan muatan politis.

Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) maupun Organisasi Pemuda Mandriak Kepulauan Tanimbar, yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Sipil Kepulauan Tanimbar, membeberkan hasil pendalaman yang dilakukan. Ketua KNPI Tanimbar Bernardus Buardalam, mengungkapkan kalau aktifitas unjuk rasa yang dilakukan, kuat digerakan oleh civitas akademika dari Kampus Lelemuku. 

Dalam hal ini, digerakan oleh pengelola YPT-RLS. Bahkan, wadah berhimpun Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang bersifat terbuka dan independen ini, turut ungkapkan fakta bahwa ikut dalam memotori aksi tersebut datang dari pihak pengelola Yayasan ketiga sekolah tinggi yang bernaung dibawahnya yakni Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi, serta Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 

"Kami merasa prihatin atas tiap aksi solidaritas yang secara langsung ataupun tidak langsung digerakkan oleh pihak-pnhak yang mengatasnamakan yayasan pendidikan tinggi dan pengelola perguruan tinggi," sesal Buardalam.

Ia melanjutkan jika tugas yayasan pendidlkan tinggi adalah memfasilitasi penyelenggaraan pendidlkan tinggi pada setiap lembaga pendidikan tinggi yang bernaung pada yayasan itu. Dan jika dilihat pada Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni pengajaran, penelitian serta pengabdian terhadap masyarakat. Harusnya, menurut Buardalam, aksi solidaritas kaya gini, dimotori organisasi gerakan yang bernaung dalam perguruan tinggi, sebut saja Badan Eksekutif Mahasiswa ataupun organisasi gerakan Iainnya. 

Lebih disayangkan lagi, setiap mahasiswa yang menjadi peserta aksi menjadi pihak yang paling di rugikan atas hal ini karena telah dijadikan sebagai “alat” oleh pihak-pihak tertentu yang menggerakan aksi dengan mengatasnamakan Yayasan Kampus Lelemuku" Saumlaki. Bukan itu saja, kerugian lain adalah para orang tua mahasiswa, yang telah menaruh harapan besarnya untuk menitipkan anak-anak mereka menuntut ilmu pada lembaga pendidikan tinggi di Bumi Duan Lolat ini.

Senada juga ditambahkan, Ketua I Pemuda Mandriak Liberatus Fenanlampir, turut menyesalkan aksi itu. Menurut pihaknya, bila suatu lembaga pendidikan telah disusupi kepentingan lain, maka marwa lembaga yang harusnya memfokuskan diri untuk mendidik putra-putri Tanimbar yang cerdas, akan kehilangan wibawanya.

"Aksi ini memberikan citra buruk bagi lembaga pendidikan di daerah yang sangat terkenal dengan budaya bakarbatu ini," tandas dia.

Fenanlampir juga menyesalkan aksi yang dilakukan dalam situasi Pandemi covid-19. Dimana melibatkan masa dalam jumlah banyak. Sebab sangat berpotensi untuk menciptakan cluster baru penyebaran covid-19 di Kabupaten Kepulauan Tanimbar. 

"Untuk itu kami mendesak kepada pihak terkait baik itu LLDikti Wilayah XII dan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Tanimbar untuk sesegera mungkin mengambil langkah tegas terhadap Lembaga Yayasan Lelemuku ini," tandasnya. (Albert Batlayeri)

Recent Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel