-->


SAUMLAKI, LELEMUKU.COM - Banjir air laut (rob) melanda beberapa desa di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku selama 4 hari dari Minggu, 6 Februari 2021 hingga Rabu, 8 Februari 2021.

Banjir yang melanda Kecamatan Wuarlabobar dan Molumaru ini menimpa perumahan warga dan fasilitas umum.

Ratusan rumah warga di beberapa desa diantaranya Adodo Molu, Wulmasa, Tutunametal, Nurkat dan Abay ini dilaporkan terendam banjir dan ratusan jiwa harus mengungsi ke dataran tinggi.

Selain menyebabkan ratusan rumah warga teredam, banjir rob juga menghancurkan talud penahan ombak di Ibukota Kecamatan, Adodo Molu.

Meski sempat surut, air kembali naik hingga masuk ke rumah warga. Warga terdampak pun belum mendapat bantuan dari Pemda setempat

Banjir Rob Rendam Ratusan Rumah di Wuarlabobar dan Molumaru, Warga Butuh Bantuan.lelemuku.com.jpgMaku Sabonu (39), warga Desa Adodo Molu, mengatakan, banjir rob terjadi sejak tanggal 6 Februari lalu.

Tingginya gelombang mencapai empat meter dan menerjang masuk sampai sepinggang di dalam rumah

"Kami panik dan memilih lari menyelamatkan diri di pegunungan sampai sekarang," kata dia pada Rabu (10/2/2021).

Dikatakan Maku, banjir rob sering terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Namun belum pernah separah sekarang.
 
"Air masuk rumah sejak sore. Akhirnya kita mengungsi ke gunung," kata Maku.

Akibat banjir itu, aktivitas warga pun terhambat. 

Banjir Rob Rendam Ratusan Rumah di Wuarlabobar dan Molumaru, Warga Butuh Bantuan.lelemuku.com.jpgMenyikapi hal ini, Anggota DPRD Tanimbar Amrosius Rahanwati, yang juga anak Molumaru mengungkapkan pihaknya sangat prihatin dan peduli dengan upaya penanganan pasca kejadian banjir yang tinggi gelombangnya mencapai  2 - 4 meter, dengan kecepatan angin 15-30 Knot.  

Ia juga menyatakan sekitar 79 kepala keluarga di Desa Abat harus dievakuasi ke gunung.

Warga juga masih takut kembali ke rumah mereka yang berada di pesisir pantai.

Namun sayangnya hingga saat ini, bantuan tanggap darurat dari pemerintah belum diterima masyarakat.

"Pasca kejadian, jaringan internet juga mati, alhasil komunikasi juga terputus," ungkapnya.

Ia menyatakan Komisi B DPRD Tanimbar telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Sosial Tanimbar untuk menindaklanjuti peristiwa ini.

Sayangnya dari penjelasan mitra kerja, terungkap kalau dana tanggap darurat tidak ada pada kedua dinas itu.

Sehingga pihak Dinas Sosial mengambil langkah dengan menyurati pemerintah provinsi Maluku.

Sementara kebutuhan warga akan makanan (beras, mie instan, danlainya) serta selimut, terpal sangat dibutuhkan.

"Sebagai wakil rakyat, kita berharap supaya Pemda baik provinsi dan kabupaten bisa mengambil tindakan penanganan tanggap darurat secepatnya. Warga mengungsi dengan membawah barang seadanya," ungkap dia. (Laura)

Recent Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel