40 Rumah di Ile Boleng Tertimbun Longsor, Akses Evakuasi dan Bantuan Masih Terhambat
pada tanggal
Sunday, April 4, 2021
Edit
LARANTUKA, LELEMUKU.COM - Banjir bandang dan tanah longsor yang disebabkan oleh meningkatnya curah hujan yang menerjang dua desa di Kabupaten Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur, pada Minggu (4/4/2021) pukul 01.00 WIT mengakibatkan sebanyak 40 rumah di Kecamatan Ile Boleng dilaporkan tertimbun longsor.
Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur Alfonsus H Betan, sejumlah akses jalan menuju ke lokasi bencana juga terputus sehingga proses evakuasi dan bantuan kepada para korban bencana terhalang.
Selain itu jaringan telepon dan internet juga putus sehingga koordinasi dari lokasi bencana juga terhambat.
Ia juga mengatakan saat ini petugas BPBD dilapangan masih melakukan pendataan jumlah bangunan yang rusak akibat tertimbun longsor dan terhempas banjir bandang.Termasuk memperbaharui informasi jumlah korban jiwa, luka dan hilang.
Untuk sementara 23 orang dilaporkan tewas, sembilan orang luka-luka dan dua orang masih dalam pencarian.
Peristiwa naas itu berdampak pada 49 kepala keluarga (KK) di Desa Nelelamadiken di Kecamatan Ile Boleng dan Desa Waiburak di Kecamatan Adonara Timur.
Menurut laporan BPBD Flores Timur, banjir bandang tersebut juga mengakibatkan rumah warga sekitar hanyut terbawa banjir, jembatan putus dan puluhan rumah di Desa Lamanele, tertimbun lumpur.
BPBD mengatakan pihaknya telah mengidentifikasi kendala di lapangan, yaitu sulitnya menjangkau Pulau Adora karena akses satu-satunya adalah melalui penyeberangan laut.
Padahal otoritas setempat melarang kegiatan pelayaran saat ini karena faktor cuaca, yaitu hujan, angin dan gelombang yang tinggi.
Sementara itu, BMKG memprediksi dalam sepekan ke depan potensi hujan sangat lebat terjadi di wilayah Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat dan NTT. Potensi angin kencang juga diprediksi terjadi di wilayah Lampung, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, NTT dan Sulawesi Selatan. (Albert Batlayeri)