Sinode GKI di TP Himbau Pelayan dan Jemaatnya Tak Tanggapi Modus Penipuan Gunakan Nama Pendeta
JAYAPURA, LELEMUKU.COM - Akhir-akhir ini di Papua, terjadi modus penipuan via WhatsApp dan SMS (short message service), dimana para pelaku melakukan aksinya dengang modus menggunakan nama/jabatan "Pendeta", seolah-olah Pendeta tersebut meminta bantuan uang karena keluarganya sakit.
Merespon hal itu, BPAM Sinode GKI di Tanah Papua melalui Kabid Litbang Pdt. Paulus Papare menghimbau kepada para Pelayan; Penatua, Syamas, Guru Jemaat, Penginjil dan Pendeta serta seluruh warga jemaat GKI di Tanah Papua agar berhati-hati.
"Atas nama BPAM Sinode, saya hendak menginformasikan kepada kita agar waspada," himbau Pdt. Papare Via WhatsApp yang diterima redaksi
Paulus melanjutkan, modus ini biasanya dimulai dengan WA atau SMS ucapan selamat pagi atau selamat siang, jika kita membalasnya, maka pelaku akan melanjutkan dengan menyampaikan maksudnya dan mengirim atau memposting foto seorang pendeta yang menggunakan toga.
"Mohon supaya kita tidak menganggapi dan meladeninya" tegas Kabid Litbang
Berdasarkan informasi yang dihimpun lelemuku.com, ada beberapa orang dan pendeta yang sempat mendapat modus penipuan itu. Salah satunya Pelayan Jemaat Eben Haezer Siboru Fak-fak, Pdt. Yusur Kmur, S.Th.
Pdt Yusuf menceritakan bahwa iya mendapat pesan via WA pada Kamis (9/8) pagi 10.00 Wit di rumah sakit ruang operasi saat menunggu isterinya melahirkan
"Tiba-tiba pesan WA masuk ucapkan selamat pagi, terus saya balas selamat pagi juga. Lalu dibalas di mana, saya jawab di rumah sakit," Kata Pdt Yusuf kepada Lelemuku.com.
Lanjut Yusuf, kemudian penipu itu menanyakan posisi lalu ia meminta tolong untuk membantunya uang sebesar Rp200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) nanti besoknya baru diganti.
"Saya senyum saja sambil tertawa, untuk membuktikan kalau itu benar, langsung saya video call tapi tidak dijawab. setelah tutup. penipunya balas masih di jalan" jelasnya.
Pdt. Yusuf sudah mencurigai modus ini karena sebelumnya Ia belajar dari Youtube, salah satu polisi mengajarkan bahwa untuk membuktikan kalau itu benar rekan atau saudara kita, langsung video call, kalau tidak di jawab-jawab berarti penipuan.
Diketahui nomor telephone tersebut merupakan nomor rekan pendeta yang sudah di Hacker. (Edy Batlayeri)