Ramos Horta Lakukan Rapat Kabinet setelah ASEAN Akui Timor Leste Sebagai Anggota ke-11
pada tanggal
Sunday, November 13, 2022
Edit
DILI, LELEMUKU.COM - Beberapa jam setelah Organisasi Negara-Negara Asia Tenggara atau ASEAN menyampaikan persetujuan untuk mengakui Timor Leste sebagai anggota ke-11 ASEAN Jumat lalu (11/11), Presiden Timor Leste Ramos Horta melangsungkan rapat kabinet.
Diwawancarai VOA melalui telepon pada Minggu (13/11) pagi, Wakil Menteri Luar Negeri Timor Leste, Julião da Silva, mengatakan “Presiden Ramos Horta melangsungkan pertemuan dengan tiga pemimpin tertinggi lain, antara lain Perdana Menteri Taur Matan Ruak dan Presiden Parlemen; serta para pejabat tinggi lainnya. Kami mengadakan pertemuan untuk memberi tanggapan dalam waktu dekat atas keputusan di Phnom Penh."
"Intinya adalah Timor Leste berkomitmen penuh untuk menjadi anggota penuh ASEAN, komitmen yang sama seperti yang disampaian Presiden Ramos Horta ketika pertama kali datang ke Jakarta dan bertemu dengan Presiden Joko Widodo pertengahan Juli lalu," tegasnya.
Julião da Silva tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya mendengar keputusan yang diambil dalam KTT ASEAN di Phnom Penh, Kamboja itu. “
Semua masyarakat dan pemimpin di Timor Leste ingin mengucapkan terima kasih kepada fact finding mission yang bekerja sangat bagus dan berhasil meyakinkan ASEAN akan keinginan kuat Timor Leste menjadi anggota organisasi itu, negara satu-satunya di Asia Tenggara yang belum menjadi anggota ASEAN,” ujarnya seraya menyampaikan rasa terima kasih secara khusus kepada Kamboja, selaku presidensi tahun ini, dan Indonesia yang akan mengambil alih kepemimpinan tahun depan.
Dalam pernyataan tertulis pemerintah Timor Leste yang diterima VOA dinyatakan bahwa “Timor Leste siap berkolaborasi dan bekerja dengan Dewan Koordinasi ASEAN dan Sekretariat ASEAN guna mempersiapkan peta jalan untuk mendapatkan keanggotaan penuh ASEAN.
Julião da Silva mengakui tidak dapat dipungkiri adanya sejarah kelam antara Timor Leste dan Indonesia di masa lalu, “tetapi biarlah itu menjadi bagian dari sejarah dan pelajaran.
“Perjuangan berawal dari proses, dan apa yang kami alami merupakan bagian dari proses itu. Apa yang terjadi antara tahun 1975-1999 itu biar lah menjadi sejarah karena hal itu pahit, bukan hanya orang Timor Leste yang jadi korban, tetapi juga orang Indonesia sendiri," katanya.
Tak kenal menyerah, Timor Leste mengirim sejumlah duta untuk melobi negara-negara ASEAN. Sepanjang tahun 2022 ini ASEAN mengirim tiga misi pencari fakta yang mengkaji tiga isu utama, yaitu keamanan, sosial-budaya dan ekonomi.
Misi pertama, ASEAN Socio-Cultural Community ASCC berada di Timor Leste pada 6-8 Juli. Misi kedua ASEAN Economy Community AEC bekerja di negara itu pada 19-21 Juli. Sementara misi ketiga, ASEAN Political-Security Community APSC bekerja pada 3-6 September lalu. Hasilnya telah diserahkan ke para menteri ekonomi dan menteri luar negeri ASEAN, dan kemudian ke Dewan Koordinasi ASEAN.
Seluruh kajian ini dibahas dalam KTT ASEAN di Phnom Penh yang akhirnya “secara prinsip” menyetujui negara berpenduduk 1,3 juta jiwa itu menjadi bagian dari organisasi ini. (VOA)