Aleksandar Vucic Minta Izin NATO untuk Kirim Pasukan ke Kosovo Utara
pada tanggal
Sunday, December 11, 2022
Edit
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Serbia akan meminta penjaga perdamaian NATO untuk mengizinkannya mengerahkan militer dan polisi Serbia ke Kosovo utara yang bergejolak. Namun, Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengakui kemungkinan permintaan itu tidak akan disetujui.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell bulan lalu memperingatkan potensi "eskalasi dan kekerasan." Ini setelah pembicaraan darurat antara Kosovo dan Serbia gagal menyelesaikan perselisihan panjang mereka mengenai pelat nomor mobil yang digunakan oleh etnis minoritas Serbia di Kosovo.
Proposal Beograd untuk mengirim pasukannya ke bekas provinsi Serbia yang kini telah merdeka - dapat meningkatkan ketegangan yang sudah mendidih di negara-negara Balkan.
Vucic mengatakan pada konferensi pers pada Sabtu di Beograd bahwa dia akan membuat permintaan untuk mengerahkan pasukan Serbia dalam sebuah surat kepada komandan misi KFOR NATO, pasukan penjaga perdamaian aliansi di Kosovo.
“Kami akan meminta dari komandan KFOR untuk memastikan pengerahan personel tentara dan polisi Republik Serbia ke wilayah Kosovo dan Metohija,” kata Vucic, menambahkan bahwa dia “tidak punya ilusi” bahwa permintaan itu akan diterima.
Permintaan kepada NATO akan menjadi yang pertama kalinya Beograd berusaha untuk mengerahkan pasukan di Kosovo di bawah ketentuan resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengakhiri perang 1998-1999. NATO menjadi perantara melawan Serbia untuk melindungi Kosovo yang mayoritas penduduknya Albania.
Resolusi itu mengatakan Serbia dapat mengerahkan hingga 1.000 pejabat militer, polisi, dan bea cukai ke situs-situs keagamaan Kristen Ortodoks, daerah-daerah dengan mayoritas Serbia dan penyeberangan perbatasan, jika penempatan semacam itu disetujui oleh komandan KFOR. Pada saat resolusi tersebut, Kosovo yang mendeklarasikan kemerdekaannya pada 2008 masih diakui sebagai bagian dari Serbia.
Beograd, didukung oleh Rusia dan China, telah menolak untuk mengakui kenegaraan Kosovo.
NATO masih memiliki sekitar 3.700 penjaga perdamaian yang ditempatkan di bekas provinsi Serbia itu untuk mencegah kekerasan antara etnis Albania dan Serbia.
Kantor Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti mengatakan langkah Serbia akan menjadi "tindakan agresi" dan indikasi "kecenderungan Serbia untuk mengacaukan kawasan".
Pernyataan Vucic muncul setelah serentetan insiden dan ketegangan yang meningkat antara otoritas Kosovo dan Serbia Kosovo yang merupakan mayoritas di wilayah utara Kosovo.
Pada Sabtu, warga Serbia Kosovo baku tembak dengan petugas polisi di wilayah utara yang bergolak. Presiden Kosovo Vjosa Osmani mengumumkan bahwa pemilihan lokal yang dijadwalkan pada 18 Desember di daerah itu akan ditunda hingga tahun depan.
Baku tembak pecah setelah Serbia memblokir jalan-jalan utama di wilayah utara untuk memprotes penangkapan mantan anggota polisi Kosovo yang mundur dari jabatannya bulan lalu bersama dengan pejabat etnis Serbia lainnya.
Pihak berwenang di Pristina mengatakan mantan polisi Dejan Pantic ditangkap karena diduga menyerang kantor komisi pemilihan, petugas polisi dan petugas pemilihan pada Selasa.
Wali Kota Serbia di kota Kosovo utara, bersama dengan hakim lokal dan sekitar 600 petugas polisi, mengundurkan diri bulan lalu sebagai protes atas keputusan pemerintah untuk mengganti pelat nomor mobil yang dikeluarkan Beograd dengan yang dikeluarkan oleh Pristina.
Polisi mengatakan blokade pada Sabtu menghentikan lalu lintas, dan mereka terpaksa menutup dua penyeberangan perbatasan antara Kosovo dan Serbia. Belakangan, mereka mengatakan mendapat serangan di beberapa lokasi dekat danau yang berbatasan dengan Serbia. Tidak ada laporan langsung tentang cedera.
Dalam upaya meredakan ketegangan, Presiden Kosovar Osmani mengumumkan penundaan pemilihan lokal hingga 23 April di kota utara Mitrovica, Zubin Potok, Zvecan dan Leposavic.
Uni Eropa juga telah memperingatkan Serbia dan Kosovo untuk menyelesaikan perselisihan mereka secara damai. Dan, Uni Eropa mengancam menolak menormalisasi hubungan jika mereka ingin dianggap memenuhi syarat untuk menjadi anggota blok tersebut.(Al Jazeera)