Berupaya Rombak Tatanan Dunia, BRICS Sambut Enam Anggota Baru
pada tanggal
Saturday, August 26, 2023
Edit
JOHANNESBURG, LELEMUKU.COM - Blok negara-negara berkembang BRICS, pada Kamis (24/8), sepakat untuk menerima Arab Saudi, Iran, Ethiopia, Mesir, Argentina, dan Uni Emirat Arab dalam sebuah langkah yang bertujuan untuk mempercepat upaya perombakan tatanan dunia yang mereka anggap sudah ketinggalan zaman.
Dalam memutuskan untuk mendukung ekspansi, yang pertama kali dilakukan oleh blok tersebut dalam 13 tahun terakhir, para pemimpin BRICS membuka perluasan organisasi itu di masa depan karena adanya puluhan negara lain yang menyuarakan ketertarikan untuk bergabung dengan pengelompokan yang mereka harap dapat menyamakan kedudukan di pasar global.
Perluasan ini menambah kekuatan ekonomi BRICS, yang saat ini beranggotakan China – negara dengan tingkat perekonomian terbesar kedua di dunia – juga Brasil, Rusia, India, dan Afrika Selatan. Hal ini juga dapat memperkuat ambisi mereka untuk menjadi juara di kawasan Selatan.
Meskipun demikian, ketegangan yang sudah berlangsung sejak lama juga dapat bertahan yaitu di antara negara-negara yang ingin membentuk kelompok ini sebagai penyeimbang bagi Barat – terutama China, Rusia, dan sekarang Iran – dan negara yang terus membina hubungan dekat dengan Amerika Serikat dan Eropa.
"Perluasan keanggotaan ini bersejarah," kata Presiden China Xi Jinping, pendukung utama perluasan blok ini. "Ini menunjukkan tekad negara-negara BRICS untuk bersatu dan bekerja sama dengan negara-negara berkembang yang lebih luas."
Pergeseran Aliansi?
Saat menyebutkan nama-nama negara tersebut dalam pertemuan puncak para pemimpin yang diselenggarakannya selama tiga hari di Johannesburg, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengatakan keenam kandidat baru ini akan secara resmi menjadi anggota pada tanggal 1 Januari 2024.
"BRICS telah memulai babak baru dalam upayanya untuk membangun sebuah dunia yang adil, dunia yang adil, dunia yang juga inklusif dan sejahtera," kata Ramaphosa, seraya menambahkan "Kami telah mencapai konsensus mengenai fase pertama dari proses ekspansi ini dan fase-fase lainnya akan menyusul."
Negara-negara yang diundang untuk bergabung mencerminkan keinginan masing-masing anggota BRICS untuk membawa sekutu-sekutunya ke dalam kelompok ini.
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva secara vokal melobi negara tetangganya, Argentina, untuk bergabung; sementara Mesir memiliki hubungan komersial yang erat dengan Rusia dan India.
Masuknya kekuatan minyak Arab Saudi dan Uni Emirat Arab menyoroti pergeseran mereka dari orbit Amerika Serikat dan ambisi untuk menjadi kekuatan global.
Rusia dan Iran telah menemukan kesamaan dalam perjuangan bersama mereka melawan sanksi-sanksi dan isolasi diplomatik yang dipimpin oleh AS, di mana hubungan ekonomi mereka menjadi semakin erat setelah invasi Rusia ke Ukraina.
"BRICS tidak bersaing dengan siapa pun… Namun jelas bahwa proses munculnya tatanan dunia baru ini masih memiliki penentang yang keras," ujar Presiden Rusia Vladimir Putin. Ia menghadiri KTT tersebut secara virtual karena adanya surat perintah penangkapan internasional atas dugaan kejahatan perang.
Sementara Presiden Iran Ebrahim Raisi merayakan undangan untuk bergabung menjadi anggota BRICS dengan menyindir Amerika Serikat. Berbicara di jaringan televisi Iran, Al Alam, Raisi mengatakan perluasan keanggotaan ini "menunjukkan bahwa pendekatan sepihak sedang menuju kehancuran."
China dekat dengan Ethiopia dan keikutsertaan negara itu juga menunjukkan keinginan Afrika Selatan untuk memperkuat suara Afrika dalam urusan global.
Sekjen PBB Ikut Hadiri KTT BRICS
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menghadiri pengumuman perluasan blok tersebut pada hari Kamis, yang mencerminkan pengaruh blok yang semakin besar. Ia menggemakan seruan BRICS yang telah lama ada untuk melakukan reformasi di Dewan Keamanan PBB, Dana Moneter Internasional (IMF), dan Bank Dunia.
"Struktur tata kelola global saat ini mencerminkan dunia kemarin… Agar lembaga-lembaga multilateral tetap benar-benar universal, mereka harus melakukan reformasi untuk merefleksikan kekuatan dan realitas ekonomi saat ini,” ujar Guterres.
Lebih jauh Guterres menggemakan seruan BRICS agar Dewan Keamanan PBB, IMF dan Bank Dunia juga melakukan reformasi serupa.
Negara-negara anggota BRICS memiliki skala ekonomi yang sangat berbeda, dan pemerintah dengan tujuan kebijakan luar negeri yang sering kali berbeda, sebuah faktor yang menyulitkan bagi pengambilan keputusan konsensus blok tersebut.
Meskipun merupakan rumah bagi sekitar 40% populasi dunia dan seperempat dari produk domestik bruto global, perpecahan internal telah sejak lama menghambat ambisi BRICS untuk menjadi pemain utama di panggung dunia.(VOA)