-->

William Lai Tegaskan Pilpres Taiwan Bukan Urusan China


TAIPE, LELEMUKU.COM - Wakil Presiden Taiwan William Lai menegaskan pilpres Taiwan tahun depan adalah pilihan antara demokrasi dan otokrasi. Ia menekanan poin, saat ini Cina marah dan meluncurkan latihan militer di sekitar pulau itu sebagai respons atas kunjungan petinggi Taiwan ke Amerika Serikat pada bulan ini.

Lai, kandidat terdepan dalam jajak pendapat untuk menjadi presiden Taiwan berikutnya pada pemilu Januari 2024 nanti, singgah ke Amerika Serikat pada bulan ini dalam perjalanan ke dan dari Paraguay. Langkahnya ini memicu kemarahan di Beijing, yang memandangnya sebagai separatis berbahaya, mengingat klaim Cina atas pulau itu.

Dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada Sabtu malam, 19 Agustus 2023, dengan sebuah stasiun televisi Taiwan, Lai mengatakan tidak tergantung pada Cina untuk memutuskan siapa yang memenangkan pemilihan umum.

"Ini bukan yang disukai Cina hari ini, dan kemudian mereka dapat menduduki jabatan itu. Ini bertentangan dengan semangat demokrasi Taiwan, dan merupakan kerusakan besar pada sistem demokrasi Taiwan," kata Lai yang diwawancara saat dia berada di New York akhir pekan lalu, dilansir Reuters

Cina seharusnya tidak "mempermasalahkan apa pun" terkait perjalanan ke luar negeri oleh para pemimpin Taiwan, kata Lai. "Posisi saya adalah Taiwan bukan bagian dari Republik Rakyat Cina. Kami bersedia berhubungan dengan komunitas internasional dan berbicara dengan China di bawah jaminan keamanan."

Cina selama bertahun-tahun ingin "mencaplok" Taiwan dan ini bukan sesuatu yang dimulai di bawah pemerintahan Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa. Lai menunjuk ke pertempuran di sepanjang pantai Cina pada 1950-an ketika Cina merebut pulau-pulau yang dikuasai Taiwan.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pada Minggu pagi bahwa dalam 24 jam terakhir 25 pesawat  Angkatan Udara Cina telah melintasi garis median Selat Taiwan. Ini berfungsi sebagai penghalang tidak resmi antara kedua belah pihak sampai pesawat militer Cina mulai secara teratur melintasinya setahun yang lalu.

Menurut peta yang diterbitkan Kementerian Pertahanan Taiwan, pesawat Cina yang melintasi Taiwan itu termasuk jet tempur Su-30 dan J-11. Untungnya, tidak ada tanda-tanda Cina akan melanjutkan latihannya pada Minggu, 20 Agustus 2023.

Pejabat Taiwan mengatakan Cina kemungkinan akan melakukan latihan militer di dekat pulau itu, menggunakan persinggahan Lai di Amerika Serikat sebagai dalih untuk mengintimidasi pemilih menjelang pemilihan presiden tahun depan dan membuat mereka "takut perang".

Cina telah menuntut agar pemerintah Taiwan menerima kedua sisi Selat Taiwan adalah bagian dari "satu Cina", tetapi ditolak.

Latihan Cina yang digelar pada Sabtu, 19 Agustus 2023, jauh lebih sederhana daripada dua putaran latihan perang di sekitar Taiwan Agustus lalu dan sekali lagi pada April tahun ini.

Cina dan Amerika Serikat sekarang mencoba untuk kembali terlibat, terutama karena para pemimpin Cina dan Amerika Serikat dapat bertemu pada pertemuan puncak regional di San Francisco akhir tahun ini.

Analis pertahanan yang berbasis di Singapura, Alexander Neill, mengatakan tampaknya China telah mengkalibrasi skala latihan tersebut untuk mencapai tujuan tetapi tidak mengganggu upaya diplomatik yang lebih luas.

"Saya pikir setelah keterlibatan bilateral baru-baru ini, Cina mungkin tidak ingin terlalu banyak bergoyang sebelum APEC di San Francisco," kata Neill, seorang asisten dari wadah pemikir Forum Pasifik Hawaii, dikutip Reuters. Namun, Cina telah memperjelas ketidaksukaannya yang kuat terhadap Lai dan keengganannya untuk mundur atas Taiwan, termasuk dengan komentar media pemerintah yang mengecam Lai sebagai pembohong dan separatis. (Tempo)

Recent Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel