Jutaan Orang Hadiri Demo Pro-Palestina di Seluruh Dunia
pada tanggal
Sunday, October 29, 2023
Edit
ISLAMABAD, LELEMUKU.COM - Jutaan demonstran berunjuk rasa di kota-kota di Eropa, Timur Tengah dan Asia pada Sabtu untuk menunjukkan dukungan bagi Palestina ketika militer Israel memperluas serangan udara dan darat di Jalur Gaza.
Unjuk rasa besar-besaran terjadi di Inggris, Turki, Indonesia, Prancis, Malaysia, Swedia, hingga Kirgistan.
Dalam salah satu unjuk rasa terbesar di London, rekaman udara menunjukkan sekitar 500 ribu orang berbaris melalui pusat ibu kota untuk menuntut pemerintahan Perdana Menteri Rishi Sunak menyerukan gencatan senjata di Gaza.
“Negara-negara adidaya yang terlibat saat ini tidak berbuat cukup. Inilah sebabnya kami ada di sini: kami menyerukan gencatan senjata, menyerukan hak-hak Palestina, hak untuk hidup, hak untuk hidup, hak asasi manusia, semua hak kami,” kata pengunjuk rasa Camille Revuelta.
“Ini bukan tentang Hamas. Ini tentang melindungi kehidupan warga Palestina,” ia menegaskan.
Pemerintahan Sunak tidak menyerukan gencatan senjata, dan hanya menganjurkan jeda kemanusiaan agar bantuan dapat menjangkau orang-orang di Gaza. Inggris mendukung serangan brutal Israel ke Gaza setelah serangan kelompok pejuang Hamas pada 7 Oktober menurut Israel menewaskan 1.400 orang, mayoritas polisi dan tentara.
Jumlah korban tewas di Gaza telah bertambah lebih dari 8.000 orang pada Sabtu, sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan, sejak pengeboman Israel dimulai tiga minggu lalu, menurut laporan kementerian kesehatan Palestina.
Puluhan aktivis pembela HAM dan tokoh masyarakat bersama Amnesty International Indonesia menggelar aksi unjuk rasa Menolak Kejahatan Kemanusian di Gaza di depan Kedubes AS, Jakarta, Jumat 27 Oktober 2023. Dalam aksinya para aktivis menyerukan negara-negara sekutunya seperti Amerika Serikat harus didesak untuk memastikan Israel menghentikan serangan besar-besaran ke Gaza sekaligus mengakhiri penindasan sistem Apartheid kepada warga Palestina. TEMPO/Subekti.
Ada dukungan kuat terhadap Israel dari pemerintah Barat atas serangan Hamas. Namun pembantaian Israel di Gaza memicu kemarahan, khususnya di negara-negara Arab dan Muslim.
Di Malaysia, sejumlah besar demonstran meneriakkan slogan-slogan di luar Kedutaan Besar AS di Kuala Lumpur.
Lebih dari 3.000 pengunjuk rasa berbaris ke Kedutaan Besar AS yang dijaga ketat di pusat kota Jakarta, Indonesia, pada Sabtu untuk menuntut diakhirinya perang dan pemboman di Jalur Gaza.
Sambil mengibarkan bendera Indonesia dan Palestina, para pengunjuk rasa, yang sebagian besar mengenakan jubah putih, memenuhi jalan raya utama di ibu kota Indonesia yang berada di luar kedutaan. Sekitar 1.000 polisi dikerahkan di sekitar kompleks tersebut, yang diblokir oleh penghalang jalan beton.
Di hadapan sekitar 1,5 juta pendukungnya pada rapat umum besar-besaran di Istanbul, Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan Israel adalah penjajah, dan mengulangi pendiriannya bahwa Hamas bukan organisasi teroris.
Erdogan mendapat kecaman keras dari Israel minggu ini karena menyebut kelompok militan tersebut sebagai “pejuang kemerdekaan”.
Warga Irak ikut serta dalam unjuk rasa di Bagdad dan di Tepi Barat yang diduduki Israel, pengunjuk rasa Palestina di Hebron pada Sabtu menyerukan boikot global terhadap produk-produk Israel.
“Jangan berkontribusi terhadap pembunuhan anak-anak Palestina,” teriak mereka.
Di tempat lain di Eropa, orang-orang turun ke jalan di Kopenhagen, Roma dan Stockholm.
Beberapa kota di Perancis telah melarang unjuk rasa sejak perang dimulai, karena khawatir hal tersebut dapat memicu ketegangan sosial. Namun meskipun ada larangan di Paris, unjuk rasa kecil tetap terjadi pada Sabtu. Beberapa ratus orang juga melakukan unjuk rasa di kota selatan Marseille.
Di ibu kota Selandia Baru, Wellington, ribuan orang yang memegang bendera Palestina dan plakat bertuliskan "Bebaskan Palestina" berbaris menuju Gedung Parlemen.
Di tempat lain, demonstrasi damai juga terjadi di Denmark, Tunisia, dan Yordania pada Jumat malam. Lilin dinyalakan sebagai bentuk solidaritas dan belas kasihan terhadap nyawa yang hilang di Gaza di luar Kedutaan Besar Perancis di Tunis dan peti mati tiruan anak-anak ditempatkan di Alun-Alun Balai Kota di Kopenhagen untuk melambangkan jumlah anak-anak Palestina yang meninggal.