Satu Relawan Mer-C Dievakuasi dari Gaza
pada tanggal
Monday, December 11, 2023
Edit
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Farid Zanzabil Al Ayubi, relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) yang sebelumnya menjalankan tugas kemanusiaan di Rumah Sakit Indonesia, di Gaza Utara, pada Sabtu (9/12) sekitar pukul 19.00 WIB, berhasil dievakuasi.
Farid bergerak ke gerbang Rafah bagian Gaza diantar oleh beberapa relawan sekitar pukul 07.00 waktu setempat. Bersama puluhan korban luka-luka dan sejumlah warga asing lain yang telah mendapat izin evakuasi dari Gaza, Farid berhasil keluar melewati pintu perbatasan Rafah, Mesir.
Farid merupakan satu dari tiga relawan MER-C yang sejak perang Israel-Hamas berkecamuk pada 7 Oktober, memutuskan untuk tetap tinggal di Gaza. Perang sempat berhenti selama beberapa hari setelah kedua pihak, yang dimediasi Amerika Serikat (AS) dan Qatar, sepakat melakukan gencatan senjata dan pembebasan sejumlah sandera. Lebih dari seratus tahanan Palestina juga dibebaskan dari berbagai penjara Israel. Selepas berakhirnya gencatan senjata, perang kembali berkobar dan semakin memperburuk situasi. Farid pun akhirnya meminta bantuan evakuasi.
Meskipun demikian dua relawan MER-C lainnya – Fikri Rafiul Haq dan Reza Aldilla Kurniawan – memutuskan tetap tinggal di Gaza untuk melanjutkan misi dan bantuan kemanusiaan sesuai amanah rakyat Indonesia saat menyumbang pembangunan RS Indonesia dulu. Sejak rumah sakit itu kewalahan dan akhirnya tidak lagi beroperasi, Farid bersama kedua temannya dievakuasi ke bagian selatan Gaza. Dan hari ini, mahasiswa di Universitas Islam Gaza yang sudah bertugas di RS Indonesia sejak Februari 2019 itu memutuskan untuk kembali ke Tanah Air.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan proses evakuasi Farid memerlukan waktu yang panjang dan proses yang sangat kompleks, terutama upaya untuk memasukkan namanya ke dalam daftar yang diperkenankan untuk melintas.
“Sebagaimana diketahui selama berlangsungnya jeda kemanusiaan perbatasan Rafah juga tidak selalu terbuka untuk arus keluar karena prioritas diberikan bagi arus masuk bantuan kemanusiaan,” ujarnya.
Dia menceritakan sejak ia dan dua rekannya dievakuasi dari RS Indonesia di Gaza Utara ke Khan Younis, Gaza Selatan, pada 22 November 2023, mereka sempat melakukan “musyawarah” terkait evakuasi ke Indonesia. Akhirnya hanya Farid yang memutuskan untuk dievakuasi.
“Tanggal 23 November, kita langsung sampaikan, kita kan koordinasi dengan KBRI Kairo, Kemenlu dan MER-C pusat juga, kita sampaikan bahwa dua orang akan tetap dan satu orang meminta bantuan untuk dievakuasi. Jadi tanggal 23 November 2023 sampai kemarin (9 Desember) namanya baru keluar. Jadi namanya nunggunya lama banget pokoknya,” ungkap Fikri.
Kemkes Palestina: Korban Terus Bertambah
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, wilayah yang dikuasai kelompok militan Hamas, mengatakan hingga Minggu (10/12) sedikitnya 17.400 orang Palestina meninggal, dan 48.000 lainnya luka-luka. Sementara di pihak Israel, sedikitnya 1.200 orang tewas akibat serangan Hamas.
“Alhamdulillah kita bisa mengambil bahan-bahan makanan, saat break pertunjukan. Setiap hari kita juga punya staf lokal yang walaupun dalam gempuran ini, beliau tetap ke pasar walaupun dengan apa adanya. Jadi kita intinya buat makan siang karena pagi mereka susah mencari makan. Jadi kita menyediakan makan siang untuk mereka,” ungkapnya.
Sebelum Fikri, Kementerian Luar Negeri juga berhasil mengevakusi dua keluarga warga negara Indonesia, yaitu keluarga Abdillah Onim dan Muhammad Husein. Evakuasi mereka juga sempat mengalami kesulitan.
Veto AS di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa memastikan perang di Gaza berlanjut. (VOA)