Arief Sulistyanto Ungkap Email Penambahan Kuota Penerimaan Polri dengan Membayar Uang, Hoaks
pada tanggal
Wednesday, July 10, 2019
Edit
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Kalemdiklat) Kepolisian Republik Indonesia (Polri) Komjen Pol Drs. Arief Sulistyanto, M.Si. menegaskan bahwa terkait beredarnya e-mail yang berisi informasi penambahan kuota penerimaan anggota Polri yang mengatasnamakan Kalemdiklat Polri Komjen Pol. Drs. Arief Sulistyanto adalah hoaks.
Dikatakan, e-mail dengan subjek ‘Pengumuman Penambahan Kuota Penerimaan Polri’ itu tersebar pada Senin (08/07/2019) itu berisi pengumuman tentang seleksi tahap kedua penerimaan anggota Polri baru dengan syarat harus membayar uang dengan nominal tertentu.
“Ini jelas hoax,” tegas Arief.
Mantan Kabareskrim Polri itu menyebut, bahwa untuk penyelenggaraan rekrutmen penerimaan calon siswa dan siswi Polri adalah kewenangan Asisten SDM Kapolri, bukan tugas Lemdiklat Polri.
“Rekrutmen bukan tugas dan kewenangan Lemdiklat Polri, tetapi domain kewenangan SSDM. Sejak saya As SDM telah menerapkan kebijakan transparansi, clear and clean dalam proses rekrutmen anggota Polri,” jelas mantan Asisten SDM Kapolri tersebut.
Dalam e-mail hoax yang mengatasnamakan Komjen Pol. Drs. Arief Sulistyanto itu mengklaim bahwa Polri telah mengumuman adanya penambahan kuota anggota yang menawarkan kepada peserta yang tidak lolos untuk membayar uang bangunan, dengan batas akhir 5 Juli 2019.
"Bersamaan dengan email ini kami memberikan kesempatan bagi peserta yang tidak lolos seleksi sebelumnya untuk mengikuti seleksi tahap 2. Penambahan kuota hanya sekitar 10-20% per provinsi. Jika berkenan untuk melakukan tes lanjutan harus bersedia membayar uang bangunan untuk setiap level ujian. 05-07-2019 terakhir pembayaran jika ingin menjadi calon Polri,"klaim surat tersebut. (HumasPolri)
Dikatakan, e-mail dengan subjek ‘Pengumuman Penambahan Kuota Penerimaan Polri’ itu tersebar pada Senin (08/07/2019) itu berisi pengumuman tentang seleksi tahap kedua penerimaan anggota Polri baru dengan syarat harus membayar uang dengan nominal tertentu.
“Ini jelas hoax,” tegas Arief.
Mantan Kabareskrim Polri itu menyebut, bahwa untuk penyelenggaraan rekrutmen penerimaan calon siswa dan siswi Polri adalah kewenangan Asisten SDM Kapolri, bukan tugas Lemdiklat Polri.
“Rekrutmen bukan tugas dan kewenangan Lemdiklat Polri, tetapi domain kewenangan SSDM. Sejak saya As SDM telah menerapkan kebijakan transparansi, clear and clean dalam proses rekrutmen anggota Polri,” jelas mantan Asisten SDM Kapolri tersebut.
Dalam e-mail hoax yang mengatasnamakan Komjen Pol. Drs. Arief Sulistyanto itu mengklaim bahwa Polri telah mengumuman adanya penambahan kuota anggota yang menawarkan kepada peserta yang tidak lolos untuk membayar uang bangunan, dengan batas akhir 5 Juli 2019.
"Bersamaan dengan email ini kami memberikan kesempatan bagi peserta yang tidak lolos seleksi sebelumnya untuk mengikuti seleksi tahap 2. Penambahan kuota hanya sekitar 10-20% per provinsi. Jika berkenan untuk melakukan tes lanjutan harus bersedia membayar uang bangunan untuk setiap level ujian. 05-07-2019 terakhir pembayaran jika ingin menjadi calon Polri,"klaim surat tersebut. (HumasPolri)