Suharso Monoarfa Sebut Samarinda dan Balikpapan Jadi Hati dan Ototnya Ibukota Baru
pada tanggal
Sunday, April 25, 2021
Edit
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan ibu kota baru di Kalimantan Timur tidak bisa berdiri sendiri. Menurut dia, pembangunannya akan terintegrasi dengan kota lain seperti Samarinnda dan Balikpapan.
"Bappenas mengibaratkan ibu kota ini, otaknya ada di IKN (ibu kota negara atau ibu kota baru), hatinya di Samarinda, dan ototnya di Balikpapan," kata Suharso dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat, 23 April 2021.
Keterangan ini disampaikan Suharso saat berkunjung ke lokasi Ibu Kota Baru dan sekitarnya di Kalimantan Timur. Ini adalah kunjungan lanjutan setelah sebelumnya, Suharso juga terbang ke titik nol Ibu Kota Baru di Penajam Paser Utara pada 12 April 2021.
Di awal kunjungan kali ini, Suharso datang ke Samarinda. Di sana, ia memantau dan membahas sejumlah infrastruktur pendukung. Pertama, pengembangan Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto. Nantinya, akan ada pembangunan taxiway dan rekonstruksi runway yang didanai menggunakan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
"Pengembangan bandara ini akan disesuaikan dengan indikasi kapasitas ultimate hingga 20 juta penumpang tiap tahunnya,” kata Suharso. Sementara saat ini, bandara tersebut baru bisa menampung 1,5 juta penumpang per tahun.
Berikutnya, Suharso mengunjungi lokasi calon ibu kota baru yaitu Penajam Paser Utara untuk mengunjungi Bendungan Sepaku Semoi yang membendung Sungai Tengin. Menurut dia, bendungan ini akan berperan sebagai penyuplai air baku untuk IKN (kapasitas 0,5 meter kubik per detik) dan Balikpapan (kapasitas 2 meter kubik perdetik).
Setelah itu, Suharso memantau Pelabuhan Kariangau di Balikpapan. Menurut dia, pelabuhan ini yang akan menjadi simpul penting dari sisi logistik penunjang ibu kota baru.
Suharso menjelaskan pelabuhan yang jadi titik krutisl logistik penunjang ibu kota baru itu terdiri atas lima terminal dengan total kapasitas 2,1 juta ton dan 630 ribu TEUs (twenty foot equivalent unit) peti kemas tiap tahunnya. “Kapasitas kargo di terminal ini bisa mencapai 300 ribu TEUs tiap tahunnya. Bahkan realisasi arus peti kemasnya meningkat sejak tahun 2015,” ujarnya. (Fajar Pebrianto | Tempo)