Bangkai Tank Amphibi di Morotai, Saksi Bisu Perang Dunia II di Indonesia
pada tanggal
Tuesday, September 28, 2021
Edit
DARUBA, LELEMUKU.COM – Sebagai daerah yang pernah menjadi lokasi Perang Dunia (PD) II, Kabupaten Pulau Morotai, provinsi Maluku Utara banyak menyimpan benda-benda sejarah. Salah satu diantaranya adalah bangkai tank Amphibi milik tentara sekutu yang kini dijadikan sebagai cagar budaya.
Terdapat dua buah bangkai tank Amphibi yang berlokasi dipingiran pemukiman warga. Kedua bangkai tank Amphibi ini pun dibuat rumah-rumah untuk melindunginya. Banyak tamu yang sering mengunjunginya bila berkunjung ke Morotai.
“Setiap orang yang datang liat pasti saja mereka bilang kalau belum liat oto tank berarti belum sampai di Morotai,” ujar Hizbul, warga Daruba.
Di lokasi itu, terdapat sinopsis sejarah singkat tentang bangkai tank amphibi yang dipajang disana. Dalam referensi itu ditulis, bangkai tank Amphibi tersebut berjenis Landing Vehicle Tracked Mark 2 atau disingkat LVT-2.
Tank jenis ini milik Angkatan Laut Amerika, batalion tank amphibi ke-708 yang mulai beroperasi tahun 1943 di wilayah Pasifik Selatan, termasuk di Morotai.
Tank jenis ini lebih dikenal dengan nama amphtrack atau amtrak yang pertama kali diperkenalkan oleh pensiunan teknis mesin asal Amerika, Donald Roebling pada tahun 1930an.
Tank jenis ini didukung dengan mesin 262 tenaga kuda seri Continental W-670-9A berkapasitas 10.932 cc dengan bahan bakar bensi. LVT-2 ini bisa melaju dengan kecepatan 32 km/jam di darat dan 12 km di atas air dengan daya jelajah sejauh 240 km di darat dan 80 km diatas air.
Sedianya, tank jenis ini disediakan untuk alat transportasi prajurit dan logistik dari kapal perang ke lokasi garis pantai yang akan diserbu, namun kenderaan perang ini dipersenjatai dengan 2-3 senjata mesin dan bahkan meriam sehingga tank jenis ini menjadi kenderaan tempur yang dapat diandalkan.
Namun, untuk mengenangnya lebih jauh kita hanya bisa menyaksikan bangkainya saja. Menurut cerita warga setempat, pada tahun 1980an, kedua tank ini masih lengkap dengan peralatan perangnya.
“Dulu itu sampai ada anak-anak yang suka bermain putar-purat senjatanya, tapi sekarang sudah tidak ada lagi karena ada perusahan satu dulu datang kesini ambil besi-besinya,” kesal Hizbul.
Meski begitu, bankai tank ini masih bisa kita jadikan renungan betapa dahsyatnya suasana perang dijaman sekutu. (MorotaiPosta)