Prancis dan Jepang Selesaikan Latihan Tempur Udara Selama 4 Hari
pada tanggal
Wednesday, August 2, 2023
Edit
TOKYO, LELEMUKU.COM - Angkatan udara Prancis dan Jepang menyelesaikan latihan tempur udara selama empat hari di Jepang Sabtu lalu (29/7), latihan pertama di antara kedua sekutu tersebut. Namun, ketika Paris berusaha membangun aliansi militernya di kawasan Indo-Pasifik, pemerintahnya memblokir proposal untuk membuka kantor penghubung NATO di Tokyo.
Bagi mereka yang kerap mengamati pesawat dan bagi Jepang sendiri, ini adalah sesuatu yang baru. Sejumlah pesawat jet tempur Prancis terbang bersama pesawat tempur Jepang. Latihan udara bersama itu merupakan bagian dari latihan Prancis yang lebih besar dengan nama sandi “Pegase 2023” yang berlangsung di berbagai penjuru Indo-Pasifik, termasuk pulau-pulau yang menjadi teritori Prancis di luar Eropa.
Berbicara dalam konferensi pers tanggal 28 Juli lalu, Kepala Staf Angkatan Udara dan Antariksa Prancis Stephane Mille mengatakan wajar jika Prancis, salah satu negara yang sebagian wilayahnya berada di Indo-Pasifik, sangat prihatin dengan ketegangan geopolitik yang dirasakan di kawasan itu sebagai akibat dari persaingan di antara negara-negara besar.
"Wajar jika Prancis, salah satu negara di Indo-Pasifik, sangat prihatin dengan ketegangan geopolitik yang dirasakan di kawasan itu sebagai akibat dari persaingan di antara negara-negara besar," jelasnya.
Ketegangan itu juga dirasakan oleh NATO, yang menyebut China sebagai tantangan bagi kepentingan aliansi. Analis keamanan dari Universitas Keio di Jepang, Michito Tsuruoka, mengatakan, "Kepentingan NATO sangat terpengaruh oleh apa yang terjadi di kawasan Indo-Pasifik. Jadi itu berarti NATO harus lebih terlibat untuk kepentingannya sendiri."
Dalam KTT terakhirnya Juli lalu, NATO memperdebatkan usul untuk membuka kantor penghubung di Tokyo. Namun Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang juga anggota NATO, memblokir langkah itu; terlepas dari aliansi dekatnya dengan Jepang. Mantan Kepala Perencanaan Kebijakan NATO yang kini menjadi CEO Rasmussen Global, Fabrice Pothier mengatakan, "Sangat jelas Presiden Macron ingin menghindari segala jenis eskalasi, atau dinamika yang dapat menyebabkan eskalasi, dengan China.”
China memperingatkan membuka kantor NATO di Tokyo akan “mengacaukan” wilayah itu. Namun analis keamanan Michito Tsuruoka menyangkal hal itu dan mengatakan tidak ada bahaya seperti itu. "Karena apa yang kita bicarakan, apa yang dibicarakan NATO, hanyalah sebuah kantor. Jadi hal itu tidak akan pernah mengubah keseimbangan kekuatan di kawasan ini," jelasnya.
Untuk saat ini, Paris mendorong hubungan bilateral dengan sekutu-sekutu Indo-Pasifik. Kembali Fabrice Pothier. "Prancis selalu ingin menggarisbawahi bahwa NATO adalah organisasi Euro-Atlantik dengan batas-batas dan tanggung jawab geografis yang jelas. Dan bahwa melampaui hal itu, pada dasarnya melampaui mandat utamanya," imbuhnya.
Jepang dan Prancis mengatakan bahwa latihan bersama mereka bertujuan untuk “mempromosikan visi kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.” Tetapi apakah NATO akan memiliki peran dalam visi itu? Itu adalah pertanyaan yang belum diputuskan oleh aliansi itu, dan sekutu-sekutunya di kawasan tersebut.(VOA)