Inggris Longgarkan Penutupan Wilayah, Namun Ingatkan Mutasi Virus Corona
LONDON, LELEMUKU.COM - Pemerintah Inggris pada Senin (17/5) mencabut banyak pembatasannya terkait virus corona sejalan dengan menurunnya tingkat infeksi ke level terendah sejak Agustus. Pub, restoran, teater, kasino, dan galeri seni membuka pintunya untuk pertama kalinya dan memungkinkan pelanggan berkunjung kembali tahun ini. Banyak keluarga, sekarang untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan bisa bertemu di dalam ruangan karena aturan baru mengizinkan pertemuan hingga enam orang di dalam rumah pribadi.
Pemerintah memuji program vaksinasi cepatnya karena memungkinkan pelonggaran pembatasan. Lebih dari 36 juta orang, separuh lebih dari penduduk Inggris, Senin, telah mendapat dosis pertama dari salah satu vaksin yang disetujui dan lebih dari 20 juta orang telah menerima kedua dosis tersebut.
Namun, pemerintah memperingatkan penyebaran cepat mutasi baru dari virus yang awalnya ditemukan di India bisa mengganggu rencana untuk mengakhiri semua pembatasan pada 21 Juni.
Termasuk di antara warga yang pertama memanfaatkan pelonggaran aturan itu adalah warga Inggris yang pergi berlibur ke Portugal, salah satu dari belasan negara yang diberi status "hijau" oleh pemerintah Inggris karena angka infeksinya yang rendah dan tingkat vaksinasi yang tinggi.
Matthew Bolden tiba di bandara Lisbon hari Senin dari London. “Ini luar biasa. Rasanya tidak bisa dipercaya. Ada matahari, ada orang, pantai, bar. Tidak sabar,” kata Bolden.
Wisatawan dari negara yang diberi status "waspada", termasuk sebagian besar Eropa dan Amerika, masih menghadapi karantina wajib hingga 10 hari di rumah mereka setibanya di Inggris.
Beberapa negara telah dimasukkan dalam daftar "merah", termasuk India, yang berarti semua kedatangan harus dikarantina selama 10 hari di hotel yang ditunjuk pemerintah dengan biaya hampir $ 2.500.
Pub dan restoran di seluruh Inggris melaporkan perdagangan meningkat karena banyak yang dibuka untuk pertama kalinya sejak Natal. Pelanggan telah diizinkan berada di luar taman dan teras sejak pertengahan April, tetapi musim semi yang lembab dan dingin membuat banyak orang menghindarinya.
Pierre Malouf manajer berusia 36 tahun yang untuk pertama kalinya dalam enam bulan membuka kembali restoran "Nopi" bernuansa Timur Tengah di pusat kota London berharap pencabutan penutupan wilayah itu berlangsung selamanya. "Saya gugup, bersemangat, tetapi selalu ada kekhawatiran di benak saya, bagian dari pekerjaan saya, namun umumnya sangat positif. Semua orang terlibat, kolega kami semua terlibat, kami memiliki banyak reservasi jadi mudah-mudahan demikian mulai sekarang,” kata Malouf.
Tidak semua warga Inggris antusias dengan pelonggaran pembatasan. "Kebanyakan orang yang akan pergi ke pub juga mungkin adalah orang-orang yang tidak divaksinasi, jadi tampaknya agak berisiko, tetapi saya rasa semua orang sangat ingin keluar dan bersosialisasi lagi," kata nakhoda perahu Adam Garrett yang berbasis di London. (VOA)